Society 5.0 yang telah diresmikan pada 21 Januari 2019 didesain untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang memaksa dunia untuk senantiasa siap menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat. Secara umum society 5.0 bertujuan agar masyarakat dapat hidup berdampingan dan memanfaatkan teknologi sehingga kualitas taraf hidup manusia dapat
meningkat secara berkelanjutan.

Di Indonesia sendiri penerapan teknologi khususnya Artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT) dan robotika yang merupakan bagian dari revolusi industri 4.0 masih dapat dikatakan belum siap. Hal ini dapat ditunjukkan dengan infrastruktur seperti listrik dan internet yang kurang memadai. Selain itu, faktor utama ketidaksiapan lainnya adalah masih banyak masyarakat yang awam terhadap perkembangan Information and Communications Technology (ICT).

Pada era society 5.0, 3 tahun terakhir dunia mengalami kontraksi minus 3,2% dari sisi pertumbuhan ekonominya. Akibat Covid-19 yang kemudian disertai pembatasan mobilitas lalu menciptakan kemerosotan ekonomi (Sumber, Menkeu 2021). Kemudian di Indonesia beberapa tahun terakhir, Inovasi Digital Society 5.0 sebagai terobosan untuk mendongkrak ekonomi saat pasca pandemi untuk tercapainya target penerapan Inovasi Digital. Tren inovasi digital 5.0 yang meluas, seiring dengan meningkatnya permintaan akan digitalisasi di berbagai bidang kehidupan, telah menjadi topik perdebatan yang semakin menarik.

Rundown Acara

Seminar Nasional Sistem Informasi 6 (SENASIF-6)